Articles by "BPBD"

Showing posts with label BPBD. Show all posts

Pada penutupan Hitung Cepat Pengkajian Kebutuhan Pasca Bencana (Jitu Pasna) angkatan ke VIII diiringi dengan pemberian hadiah bagi kelompok relawan yang keluar sebagai 5 pemenang dalam lomba infografis Hitung Cepat Pengkajian Kebutuhan Pasca Bencana (Jitu Pasna) kelompok dan perorangan, Sabtu (2/10/2021).

Berikut 5 Kelompok pemenang infografis: Juara 1 dimenangkan oleh Kelompok Kopi Paik, Juara II dimenangkan oleh Kelompok Peduli, Juara III dimenangkan oleh Kelompok Tagok G, Juara IV dimenangkan oleh KelompokJPS, Juara V dimenangkan oleh Kelompok Menara Songket

Sedang 5 pemenang infografis perorangan, Juara 1 dimenangkan oleh  Halima, Juara II dimenangkan oleh Joko Nugroho, Juara III dimenangkan oleh Reno Susi, Juara IV dimenangkan oleh Neli, Juara V dimenangkan oleh Ari Otavianto.

Penghujung  acara, para peserta Bimtek mendapatkan Sertifikat tanda Ikut Peserta Bimtek Jitu Pasna yang diserahkan secara simbolis oleh Suryadi.

 


Memasuki Hari ke 3, peserta Bimtek Jitu Pasna angkatan ke VIII diuji pengetahuannya tentang analisa danpak bencana banjir, longsor, dan gempa.  hari ke-3 Jumat (1/10/2020).

Fasilitator Bimtek dari MCS (Mahoni Cakra Saujana) Jogja, Matri Darto (Direktur) dan Anton serta Jayadi Imam Nuhgroho, minta masing-masig kelompok dalam bintek Jitu Pasna angkatan ke VIII ini diminta untuk menganalisa komponen akibat bencana pada sektor terdampak, seprti perumahan, infrastruktur, sosial, ekonomi, dan lintas sektor.

"Kita harus menganalisa dulu komponen akibat bencana pada sektor yang terdampak, seprti perumahan, infrastruktur, sosial, ekonomi, dan lintas sektor. Karena ini menjadi suatu bagian penting untuk Hitung Cepat Pengkajian Kebutuhan Pasca Bencana atau Jitu Pasna," katanya.

Matri Darto menerangkan, teman-teman relawan nantinya harus fokus bagaimana menganalisa kompenen akibat bencana, "Jika kompenen akibat bencana ini sudah kita analisa baru kita bisa melakukan penghitungan-penghitungan yaitu seberapa besar kerusakan, kerugian, gangguan akses dan gangguan fungsi, potensi peningkatan resiko akibat terjadinya bencana tersebut," tekuk Matri Darto bersama Anton serta Jayadi Imam Nuhgroho

Setelah itu, baru dapat dilakukan penghitungan kerugian ruang lingkup yaitu Pemukiman, infrastruktur, Sosial, Ekonomi dan Lintas Sektor dalam bentuk infografis.

Selanjutnya, kegiatan Bintek  Jitu Pasana Gelombang ke VIII yang digelar di Hotel Bumi Minang akan masuk pembahasan materi dalam mempresentasikan sebuah bencana secara praktek dan membuat sebuah infografis, dengan tujuan pemetaan serta mengklasifikasikan kerugian dan kerusakan akibat bencana setelah isoma Pukul 13.30 Wib nanti.



Mart Widarto memberikan materi hitung cepat di Bimtek Jitu Pasna BPBD Sumbar, Jumat (1/10/2021).
Bimbingan Teknis (Bimtek) Hitungan Cepat Pengkajian Kebutuhan Pasca Bencana (Jitu Pasna) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumbar, Kegiatan ini dipandu oleh Jayadi Imam Nugroho dari Mahoni Cakra Saujana (MCS) yang merupakan mitra kerja BNPB.

“Nah, kita awali bimtek ini dengan pemanasan otak,” kata Jayadi sembari melemparkan beberapa pertanyaan untuk dijawab peserta bimtek.
 Ia mengatakan sektor yang masuk dalam Rehabilitasi dan Rekonstruksi yakni Infrastruktur, Sosial, Pemukiman, Ekonomi Produktif, dan Lintas sektor.

Sektor pemukiman, meliputi perumahan dan prasarana lingkungan pemukiman. Sementara Sektor Infrastruktur meliputi transportasi darat, laut dan udara, Energi, Pos dan telekomunikasi, Air dan sanitasi, Infrastruktur pertanian (irigasi) serta Sumber daya air (pantai dan sungai).

 “Selain itu, akibat bencana juga bisa terjadi gangguan akses, misalnya hilang atau terganggunya akses individu, keluarga dan masyarakat terushadap pemenuhan kebutuhan dasarnya,” ujarnya.

Bencana juga bisa terjadinya peningkatan resiko, seperti meningkatnya kerentanan atau menurunya kapasitas individu, keluarga, masyarakat, pemerintah dan badan usaha sebagai akibat dari suatu bencana.

 “Bisa juga setelah bencana meningkatnya resiko terkena bencana susulan seperti epidemi penyakit,” jelasnya.

Dalam penilaian kerugian, lanjut Mart, maka dihitung berdasarkan Waktu, Potensi kehilangan pendapatan serta bertambahnya biaya akibat terjadinya bencana.

Terkait dengan patokan harga atau nilai untuk menetapkan jumlah kerugian, kata Mart, biasanya pemerintah daerah mempunyai daftar harga yang bisa dijadikan patokan harga atau dasar menetapkan jumlah kerugian.

Elemen-elemen inilah yang mendasari besaran keugian akibat suatu bencana. Apakah suatu bangunan itu rusak berat, sedang atau ringan atau sejauh mana dampak sosial yang diakibatkannya.



Hari pertama Bimbingan Teknis (Bimtek) Pengkajian Kebutuhan Pasca Bencana (Jitu Pasna) Angkatan VIII, di hotel kyriad Sedona Bumi Minang yang digelar oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumbar, diawali dengan pembagian kelompok pada hari Kamis (30/9/2021).

Dari 115 peserta Bimtek Jitu Pasna angkatan VIII, Jayadi Imam Nugroho sebagai instruktur membaginya dalam beberapa kelompok, guna diskusi-diskusi kelompok dalam memahami materi terkait Jitu Pasna.

Kelompok di bagi menurut kinerja atau utusan seperti utusan nagari. sana nagari timnya,untuk awak media sama media . setelah di bentuk tim atau kelompok untuk dilanjutkan ke materi berikutnya.

Seberapa penting Bimtek ini.. Tanya Mardianto, instruktur lainnya. Beragam jawaban masing-masing kelompok yang telah ditentukan. Rata-rata ketua kelompok menjawab sangat penting, dengan berbagai argumennnya.

“Yang pasti, pelatihan ini sangat penting karena untuk menyiapkan data berbasis bukti saat bencana terjadi,” kata Mardianto dari PT. Mahoni Cakra Saujana (MCA) yang merupakan mitra kerja BNPB. ***



Gubernur Mahyeldi mengatakan bahwa Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) merupakan daerah dengan potensi bencana yang tinggi. Di laut ada ancaman tsunami. Di darat ada gempa, banjir dan angin puting beliung serta tanah longsor.

“Orang mengatakan daerah kita bagus, apalagi potensi wisatanya, sangat indah. Tapi, ancaman bencananya juga tinggi,” ujar Gubernur Mahyeldi dalam.sabutannya saat buka Bimbingan Teknis (Bimtek) Hitung Cepat Pengkajian Kebutuhan Paaca Bencana (Jitu Pasna) BPBD Sumbar angkatan VIII di Kryad Bumiminang, Rabu (29/9/2021) malam.

Karena itu, lanjut Mahyeldi, sangat diperlukan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana tersebut. Masyarakat perlu dibimbing dan dilatih agar selalu siaga saat terjadi bencana di daerahnya.

“Memang di balik kesusahan itu ada manfaatnya. Tapi yakinlah, semua itu ada dampak positifnya. Untuk itulah diperlukan adanya Bimtek ini,” ujar Mahyeldi.

Ditambahkan Mahyeldy, pengkajian kebutuhan pasca bencana ini sangat diperlukan, agar dengan cepat bisa diketahui apa apa saja yang dibutuhkan masyarakat di lokasi bencana. Sehingga bisa dilakukan langkah-langkah terbaik dalam penanganan bencana.

“Apalagi bagi kalangan jurnalis, bimtek ini sangat diperlukan sehingga maka apa yang diberitakan dapat ditangani dengan cepat dan tepat khususnya oleh BPBD selaku instansi yang bertugas menangani bencana,” ungkap Mahyeldi.

Sebelumnya Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumbar, Erman Rahman selaku panitia pelaksana menyampaikan bahwa Bimtek ini guna memberikan gambaran dalam penghitungan kebutuhan pasca bencana.

“Karena itu, diperlukan relawan baik kalangan jurnalis maupun masyarakat di kelurahan dan desa untuk dibimbing agar bisa melakukan penghitungan pasca bencana di lapangan,” ungkap Ehman Rahman dalam laporannya

Ditambahkan, untuk bimtek Jitu Pasna BPBD Sumbar selama tiga hari ini, menghadirkan narasumber dari Pusdiklat BNPB dan praktisi kebencanaan.

“Acara ini berlangsung dengan protokol ketat. Dan alhamdulillah, dari hasil rapid antigen sebelum acara dimulai, semua peserta dinyatakan negatif Covid-19,” terang Erman.

Acara yang diikuti oleh kalangan jurnalis dan kelompok siaga dari sejumlah kabupaten dan kota di Sumbar, juga dihadiri Suryadi Eviontri, Kepala Bidang Rehab Rekon BPBD Sumbar.

Pada kesempatan itu, Gubernur Mahyeldi berkesempatan masangkan tanda bimtek kepada perwakilan peserta.

Kabid Rehab Rekon BPBD Sumbar Suryadi mengapresiasi para peserta atas partisipasinya dalam kegiatan Bimtek Jitu Pasna ini. Kegiatan empat hari tersebut ditutup dengan pemberian hadiah bagi kelompok relawan terbaik dalam membuat infografis dari Hitung Cepat Pengkajian Kebutuhan Pasca Bencana.


Ini disampaikan Suryadi Eviontri pada acara penutupan Bimbingan Teknis (Bimtek) Hitung Cepat Pengkajian Kebutuhan Pasca Bencana (Jitu Pasna) Angkatan VII yang diselengarakan sejak hari Rabu tanggal 22 September 2021 dan berakhir pada hari Sabtu, 25 September 2021.



Ia menjelaskan, bencana akan terasa ringan jika dikelola secara bersama antara relawan dan masyarakat. “Kehadiran kita disini untuk misi kemanusiaan, sebagai relawan kita harus tulus dan ikhlas berbuat untuk kemanusiaan tersebut,” ujarnya lagi.

Menurutnya, tugas kemanusiaan ini tidak memandang pekerjaan, usia, status sosial. Para peserta yang telah dibekali dengan dengan atribut BPBD Provinsi Sumatera Barat untuk tidak disalahgunakan. ” Semua relawan dan peserta yang hadir disini bisa turun di daerah manapun di Indonesia jika terjadi bencana, ” kata Suryadi Eviontri.

Menurutnya, Bimtek Jitu Pasna ini diselenggarakan bertujuan untuk menambah pengetahuan tentang kebencanaan, juga sebagai wadah silahturahmi antara sesama relawan.

 

Dalam mematangkan ilmu yang krusial terhadap kebencanaan, BPBD Propinsi Sumbar mendatangkan nara sumber dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). hal ini bertujuan agar peserta Bimbingan Teknis (Bimtek) Hitung Cepat Pengkajian Kebutuhan Pasca Bencana (Jitu Pasna) tahun 2021 angkatan VI betul-betul memahami arti kesiapsiagaan dan kesigapan dalam menghadapi bencana, baik pra maupun pasca bencana itu sendiri.

Sebagai narasumber DR. Marlina Adisty, M.Si dari Widyaiswara Pusdiklat Penanggulangan Bencana BNPB dan Restu Martani, SE dari Analisis Estinasi.

Dalam paparannya DR. Marlina Adisty, M.S  menyampaikan, bagaimana dampak kerugian soal bencana tersebut. Untuk pemetaan dan pendataan

" Pelatihan peningkatan Jitu Pasna ini adalah sebagai upaya yang dilakukan dalam tahapan pra bencana, saat terjadi bencana, serta pasca bencana untuk pengurangan resiko bencana itu sendiri," pungkas Adisty

Pelatihan peningkatan Jitu Pasna ini sebagai upaya yang dilakukan dalam tahapan pra bencana, saat terjadi bencana, serta pasca bencana.

Secara umum upaya-upaya tersebut meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana, kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat, serta pemulihan.

Pemulihan merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengembalikan kondisi masyarakat serta lingkungan yang terdampak bencana menjadi seperti semula dan bahkan lebih baik.

"Upaya yang dilakukan berupa rekonstruksi atau pembangunan kembali maupun rehabilitasi atau perbaikan dan pemulihan semua aspek yang terdampak bencana," beber Adisty.

Sebagai bagian dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana, rehabilitasi dan rekonstruksi membutuhkan proses penilaian atas kerusakan dan kerugian serta kebutuhan yang bersifat komprehensif baik aspek fisik maupun kemanusiaan. 

Keseluruhan kegiatan dilakukan dengan berkonsep pada membangun kembali yang lebih baik  serta pengurangan risiko bencana yang diwujudkan pembentukan rencana aksi  rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana.

Dr. Adisty melanjutkan, proses penilaian kerusakan, kerugian, dan kebutuhan dilakukan melalui Jitu Pasna yang di dalamnya mengkaji akibat bencana, dampak bencana, dan kebutuhan pemulihan pascabencana.

Dokumen ini merupakan instrumen yang akan dipakai oleh pemerintah untuk menyusun kebijakan, program dan kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi berdasarkan pada informasi akurasi data dari pihak terdampak bencana, berupa dokumen rencana aksi.

 


Memasuki hari kedua Bimbingan Teknis Hitung Cepat Pengkajian Kebutuhan Pasca Bencana Sumatera Barat (Bimtek HC Jitu Pasna Sumbar) Angkatan VII tahun 2021 di Imelda Hotel, Padang, Jumat (24/9/2021), para peserta berkompetisi membuat infografis tentang 3 peristiwa bencana alam, yaitu gempa bumi, banjir dan tanah longsor. Untuk itu dibuat 3 kelompok, yang dibagi lagi menjadi 15 tim. Per satu tim, beranggotakan 5 orang. 

Selepas Ashar hingga menjelang maghrib masing-masing tim berjibaku membuat infografis sesuai pilihan peristiwa bencana alam masing-masing. Rata-rata terlihat serius bolak balik dari tempat duduknya ke whiteboard di bagian belakang ruangan, mempelototi secara seksama data-data pasca bencana yang tersaji, lalu kembali ke tempat duduk di formasi tim masing-masing, berkutat di depan laptop menyusun infografis terbaik.

Di sela fokus menyelesaikan infografis, para peserta juga musti menjawab pertanyaan daring seputar kebencanaan.

Selepas maghrib, panpel memanggil satu persatu koodinator tim untuk mempresentasikan secara rinci infografis yang telah mereka selesaikan bersama tim masing-masing. Tentunya bahan presentasi harus sesuai materi (bencana) pilihan masing-masing tim.

Setelah satu persatu koordinator tim tampil presentasi ke depan, maka pada pukul 22.00 WIB tiba saatnya pihak panpel mengumumkan 5 tim pemenang dari 15 tim yang sama-sama berjibaku membuat infografis. 

Diawali pengumuman pemenang kelima dan seterusnya, akhirnya posisi puncak lomba pembuatan infografis pasca bencana ditempati "Tanah Longsor", tim yang dikoordinatori Diny Rahmad (relawan BPBD Sumbar), kemudian diperkuat oleh Nofitri Yardi "Toke" dan Kamran Agus (Penggiat Kebencanaan) serta oleh Yuamran "Andre Figur" dan Ecevit Demirel "Ede Sumatrazone" dari unsur jurnalis. 

Diny beserta para rekan satu tim-nya terlihat sumringah menerima bingkisan "Juara 1" dari Kabid Rehab Rekon BPBD Sumbar, Suryadi Eviontri, ditingkahi yel-yel serta applause segenap peserta, Jumat (24/9/2021) malam.

"Alhamdulillah., kami tim Tanah Longsor berterimakasih atas apresiasi yang telah diberikan kepada kami, terimakasih kepada para narasumber yang telah membekali kami sederet ilmu bermanfaat, juga terimakasih atas semangat dan kerjasama yang baik dari rekan-rekan satu tim, sehingga Tanah Longsor terpilih sebagai tim terbaik pembuatan infografis di angkatan VII ini," papar Diny masih dalam paras sumringahnya. 

Tak lupa, dengan semangat  bergelora ia menyerukan "salam tangguh, salam kemanusiaan!".

 

Tim jurnalis perwakilan media Araamandiri.com berhasil masuk lima besar pemenang saat lomba design infografis untuk Pengkajian Kebutuhan Pascabencana (Jitu Pasna). Kamis, (23/9/2021) di Kyriad Bumiminang, Kota Padang.

Pemenang lomba design infrografis diwakili oleh Zura Wenda selaku perwakilan tim jurnalis dari media Araamandiri.com. 

"Dalam Pengkajian Kebutuhan Pascabencana, kerja sama tim menjadi penentu tepat dan cepatnya informasi bisa diterima oleh khalayak atau untuk bahan publikasi bagi kami para media," ungkap Zura.
Zura juga menambahkan bahwa tim harus bisa bekerjasama dengan baik dan melakukan pembagian tanggung jawab di masing-masing sektor yang perlu dijabarkan. Hal ini berfungsi untuk memanjemen waktu yang singkat. 

"Kita harus bisa menggunakan dengan baik, smartphone yang ada. Teman-teman perlu tau bahwa banyak applikasi yang bisa di akses melalui smartphone kita. Ini juga lebih  efisien dari pada memboyong laptop yang kapasitas bebannya lebih besar," akhir zura. Wenda/Rel

 Kajian Infografis dan menghitung kerugian permukiman, ekonomi, infrastruktur, sektor sosial dan lintas sektor pasca bencana, sangat perlu dilakukan. Maka dari itu dibutuhkan Pengkajian Kebutuhan Pasca Bencana (Jitu Pasna) dihari ke-3 angkatan ke VI dalam Bimtek kali ini para relawan diuji pengetahuan tentang Hitung Cepat Kamis (23/9/2020).

Mbah Dharmo dari Mahoni Cakra Saujana (MCS) Yogyakarta, Mbah Dharmo, mempresentasikan tentang lima bencana alam yakni, permukiman, ekonomi, infrastruktur, sektor sosial, dan lintas sektor, serta pentingnya sebuah Infografis dalam sebuah kejadian pasca bencana atau sedang terjadi bencana.

“Sebuah Infografis menjadi suatu bagian penting dalam sebuah kejadian, seperi bencana alam”, ujar Mbah Dharmo sapaan akrabnya.

Dharmo menerangkan, fokus kegiatan kali ini adalah bagaimana teman-teman relawan ini bisa menjadi tim pengkajian kebutuhan pasca bencana dan terjadi bencana itu bisa melakukan penghitungan-penghitungan yaitu seberapa besar kerusakan, kerugian, gangguan akses terjadinya bencana tersebut. Gangguan fungsi, potensi peningkatan resiko.

Kelima hal ini dilihat dari aspeknya yaitu, permukiman, ekonomi, infrastruktur, sektor sosial dan lintas sektor. Jika kita lihat dari ke lima sektor ini dan bagaimana dampak dari lima sektor tersebut, kita hitung kemudian hasil dari kegiatan ini teman-teman relawan bisa menghitung infografis, harapannya infografis ini bisa sebagai media informasi atau khalayak, sehingga hal ini akan mengurangi berita-berita hoax, pungkasnya.

Jika terjadi suatu bencana alam seperti Gempa, Banjir dan Longsor dapat dilakukan penghitungan kerugian ruang lingkup yaitu Pemukiman, infrastruktur, Sosial, Ekonomi dan Lintas Sektor dalam bentuk infografis.

Selanjutnya setelah menjelaskan hal Kebencanaan Mbah Dharmo mengajak para relawan Jitu Pasna untuk bisa mempresentasikan sebuah bencana secara praktek dan membuat sebuah infografis, tujuannya pemetaan dan mengklasifikan kerugian serta kerusakan akibat bencana.



Untuk meminimalisir Peningkatan Risiko Bencana dengan Kajian Kebutuhan  Pasca bencana fasilitator pelatihan ajak peserta kerja kelompok dalam pemaparan Bimbingan Teknis (Bimtek) Pengkajian Kebutuhan Pascabencana (Jitu Pasna) gelombang V hari ketiga, di Kyriad Bumiminang, Rabu (22/9/2021). 

Kegiatan ini didampingi oleh Ita, Rurid dan Sunarja selaku fasilitator kegiatan. Peserta kelompok Pengkajian Kebutuhan Pemulihan Wilayah Pascabencana diberikan tugas untuk mengkalisifikasikan dan mengidentifikasi kejadian sesuai dengan ruang lingkup Jitu Pasna dan memperkirakan kebutuhan dalam Jitu Pasna sesuai komponennya.

Sunarja menyampaikan bahwa ruang lingkup Jitu Pasna meliputi 5 sektor yaitu, sektor perumahan dan pemukiman. Hal-hal yang termasuk dalam sektor perumahan dan pemukiman antara lain, perbaikan, pemberian bantuan perbaikan, dan pembangunan kembali.

"Ruang lingkup Jitu Pasna ada 5 yaitu, perumahan dan pemukiman, infrastruktur pembangunan, ekonomi, sosial dan lintas sektor," tambah Sunarja.

Sementara dalam perkiraan kebutuhan dalam Jitu Pasna juga terdiri dari 5 komponen. Lima komponen dalam Jitu Pasna ini sudah dijelaskan sebelumnya oleh Rurid Rudianto selaku LPBU NU Kabupaten Malang dan juga fasilitator acara. Lima komponen yang termasuk dalam Jitu Pasna antara lain, kerusakan, kerugian, gangguan akses, gangguan fungsi dan peningkatan risiko.

Antusiasme peserta dalam mengerjakan tugas kelompok Jitu Pasna membuktikan kesungguhan dalam belajar cara menghitung cepat dan memprediksi kerugian demi meminimalisir peningkatan risiko bencana. 

Ita juga menambahkan agar kedepannya BPBD atau BNPB selaku pengkaji bencana lebih terbuka, terperinci dan memberi akses kepada jurnalis untuk mendapatkan informasi yang cepat, tepat dan relevan guna publikasi media.

"Hal ini membantu jurnalis dalam liputan, meskipun data yang dikeluarkan suatu waktu bisa berubah. Juga membantu agar berita yang keluar di media tidak hanya sebatas bantuan pangan saja tapi bisa meliputi berbagai sektor dan komponen yang sudah kita bahas," tambahnya.

Bimbingan Teknis (Bimtek) Pengkajian Kebutuhan Pascabencana (Jitu Pasna) gelombang V masih akan diadakan besok, Kamis (23/9/2021). Peserta yang sudah berkelompok akan mempresentasikan hasil pengkajian pascabencana dalam bentuk infografis, sekaligus penutupan acara. Endah

 



Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) kembali gelar Bimtek angkatan VII dengan materi hitung cepat Pengkajian Kebutuhan Pasca Bencana (Jitu Pasna) selama empat hari di Hotel Imelda Padang dan dimulai Rabu (22/9/2021). 

Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Sumbar Suryadi Eviontri membuka secara langsung Bimtek Jitu Pasna angkatan ke tujuh tersebut.

Suryadi mewakili Kalaksa BPBD Sumbar mengatakan program bimtek tersebut dapat terselenggara berkat kepedulian beberapa orang anggota DPRD Propinsi Sumatera Barat melalui dana pokok-pokok pikiran (pokir).

Karena itu, pihaknya berterima kasih atas atensi anggota DPRD terhadap masalah kebencanaan di Sumbar.

Ia melanjutkan, bimtek tersebut diadakan sebagai persiapan daerah ini untuk menghadapi bencana jika sewaktu-waktu terjadi. Ia pun meminta peserta bimtek Jitu Pasna untuk serius mengikuti kegiatan tersebut.

“Kita berharap peserta untuk serius mengikuti bimtek ini, agar bisa memahami segala persoalan bencana baik pra maupun pasca bencana di tengah-tengah masyarakat, terutama didaerah domisili masing-masing,” harap Suryadi.

Kemudian, lanjut Suryadi, pengetahuan yang diperoleh dalam bimtek bisa diaplikasikan ditengah-tengah masyarakat.

“Semoga relawan nantinya bisa melibatkan diri secara langsung ditengah-tengah bencana  tanpa di komandoi,” ujarnya.

Diketahui, bimtek Jitu Pasna tersebut diikuti oleh ratusan relawan dan belasan jurnalis di Sumbar. Kegiatan akan berlangsung hingga Sabtu (25/9/2021). 

Untuk  mematangkan ilmu yang krusial terhadap kebencanaan, BPBD Propinsi Sumbar mendatangkan nara sumber dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). hal ini bertujuan agar peserta Bimbingan Teknis (Bimtek) Hitung Cepat Pengkajian Kebutuhan Pasca Bencana (Jitu Pasna) tahun 2021 angkatan VI betul-betul memahami arti kesiapsiagaan dan kesigapan dalam menghadapi bencana, baik pra maupun pasca bencana itu sendiri.

Sebagai narasumber DR. Marlina Adisty, M.Si dari Widyaiswara Pusdiklat Penanggulangan Bencana BNPB dan Restu Martani, SE dari Analisis Estinasi.

Dalam paparannya DR. Marlina Adisty, M.S  menyampaikan, bagaimana dampak kerugian soal bencana tersebut. Untuk pemetaan dan pendataan

" Pelatihan peningkatan Jitu Pasna ini adalah sebagai upaya yang dilakukan dalam tahapan pra bencana, saat terjadi bencana, serta pasca bencana untuk pengurangan resiko bencana itu sendiri," pungkas Adisty

Pelatihan peningkatan Jitu Pasna ini sebagai upaya yang dilakukan dalam tahapan pra bencana, saat terjadi bencana, serta pasca bencana.

Secara umum upaya-upaya tersebut meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana, kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat, serta pemulihan.

Pemulihan merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengembalikan kondisi masyarakat serta lingkungan yang terdampak bencana menjadi seperti semula dan bahkan lebih baik. 


"Upaya yang dilakukan berupa rekonstruksi atau pembangunan kembali maupun rehabilitasi atau perbaikan dan pemulihan semua aspek yang terdampak bencana," beber Adisty.

Sebagai bagian dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana, rehabilitasi dan rekonstruksi membutuhkan proses penilaian atas kerusakan dan kerugian serta kebutuhan yang bersifat komprehensif baik aspek fisik maupun kemanusiaan. 

Keseluruhan kegiatan dilakukan dengan berkonsep pada membangun kembali yang lebih baik  serta pengurangan risiko bencana yang diwujudkan pembentukan rencana aksi  rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana.

Dr. Adisty melanjutkan, proses penilaian kerusakan, kerugian, dan kebutuhan dilakukan melalui Jitu Pasna yang di dalamnya mengkaji akibat bencana, dampak bencana, dan kebutuhan pemulihan pascabencana.

Dokumen ini merupakan instrumen yang akan dipakai oleh pemerintah untuk menyusun kebijakan, program dan kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi berdasarkan pada informasi akurasi data dari pihak terdampak bencana, berupa dokumen rencana aksi.

 

Ketua Lembaga Penanggulangan Bencana dan Iklim (LPBI NU) Kabupaten Malang Rurid Rudianto menjelaskan bahwa peningkatan bencana alam selama tiga dasawarsa terakhir mencapai 350%. Hal ini disampaikannya saat menjadi narasumber Bimtek Jitu Pasna di Kyriad Bumi Minang, Rabu (22/9/2021).

Beberapa tahun ke depan bencana alam akan terus meningkat. Hal ini berdampak pada perumahan/pemukiman warga, infrastruktur, ekonomi, sosial dan lintas struktur. 

"Bencana akan berdampak lebih besar di negara miskin dan sedang berkembang," ungkapnya.

Lebih lanjut ia mengatakan Sumatera Barat (Sumbar) terutama Kota Padang termasuk salah satu wilayah yang rawan bencana. Untuk itu, Kota Padang harus siap dan tau konsep dasar pengkajian kebutuhan pasca bencana guna menghadapi tren bencana ke depan.

Bentuk tren bencana alam yang kemungkinan bisa terjadi di Kota Padang sebagai daerah pesisir pantai adalah tsunami, gempa bumi, gelombang ekstrim dan erosi pantai. Tingkat risiko bencana di wilayah pesisir termasuk kelompok risiko tinggi dan sedang.
Menurutnya, manusia juga punya pengaruh besar terhadap penyebab terjadinya bencana. Hal ini karena kurangnga kesadaran manusia untuk menjaga alam. 
"Tingkah laku atau perbuatan manusia pada alam menentukan bagaimana alam ke depan," tambah Rurid.

Alam dan manusia diciptakan untuk membentuk interaksi, saling butuh dan saling jaga. Kehidupan adalah bagian dari ketentuan manusia dan alam yang konsisten. Endah

Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Sumbar, Suryadi Eviontri menerangkan, selain meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) di daerah, Bimtek Jitu Pasna ini juga untuk mendapatkan data yang akurat usai bencana. Salah satunya untuk meminimalisir kerawanan kepentingan pihak di balik bencana.

Hal ini sampaikannya pada bimbingan teknis Pengkajian Kebutuhan Pasca Bencana (Jitu Pasna) gelombang ke lima (V) hari kedua di Kyriad Bumiminang Hotel, Kota Padang, Sumatera Barat, Senin (21/9/2021).

"Data pascabencana ini sangat rawan beragam kepentingan. Makanya banyak pejabat yang diborgol pascabencana ini, karena menyelewengkan data dan jumlah bantuan," ungkap Suryadi, 

Dengan alasan itu data pascabencana harus cepat, tepat, dan akurat. Salah satu cara untuk mengetahuinya dengan Jitu Pasna. Semakin lama data disusun, maka bantuan juga semakin lama sampai kepada korban bencana.

Banyaknya aspek kerusakan yang tidak atau lambat terdata usai bencara juga merupakan salah satu bentuk kurangnya SDM terhadap jitu pasna.  

"Kita tidak menginginkan bencana terjadi, namun tetap siaga dan bersiap jika terjadi. Di samping itu, kita juga tidak mau ada bencana baru pascabencana," pungkasnya. Endah

 Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Barat (Sumbar) secara resmi membuka Bimbingan teknis pengkajian Kebutuhan Pasca Bencana (Bimtek Jitu Pasna) gelombang ke enam, di Basko Hotel Padang yang dimulai Selasa hingga Jum'at (21-24/9/2021) malam, Senin (21/9/2021) malam.

Acara pembukaan juga turut dihadiri oleh Anggota DPRD propinsi Sumbar Mario Syah Johan dari Fraksi Gerindra komisi IV.

Dalam sambutannya, Kalaksa Erman Rahmab memaparkan, acara Bimtek Jitu Pasna semenjak angkatan ke-4 sampai seterusnya bakal diterapkan prokes. Kepada masing-masing peserta tanpa terkecuali diberlakukan rapid test, guna mencegah penularan Covid-19 diantara peserta, ujarnya.

" Semua peserta dan panitia wajib mengikuti tes swab rapid test, bagi peserta yang dinyatakan negatif bisa mengikuti bimtek dan bagi yang negatif maka secara otomatis dinyatakan gugur," tegasnya.

Covid-19 itu real adanya. Saya sendiri hampir 30 hari terbaring dirumah sakit. Sampai saat ini turun berat badan saya 25 kg. Artinya, Covid itu ganas dan mematikan. Alhamdulillah, Allah swt masih memberi saya bernafas dan sehat, ujar Erman Rahman berkisah.

Erman melanjutkan, Bimtek Jitu PasNa gelombang ke-6 ini, bertujuan bahwa dalam penanganan situasi bencana semua aspek ikut terlibat, karena tidak bisa dilakukan tanpa kebersamaan. 

“Walaupun semua yang hadir di Bimtek sudah lulus tes swab tapi jangan sampai menjadi lalai dengan Prokes, karena Covid-19 menyerang siapa saja tanpa memandang usia dan golongan, sebab Corona itu nyata dan ada," pintanya sembari berpesan ke peserta.

Lebih jauh dipaparkan Kalaksa, Sumbar merupakan etalase dan rawan bencana di Indonesia karena semua bencana ada di Sumbar. Seperti ancaman tsunami dari megatrust Mentawai, longsor dan banjir serta ancaman gempa, “ papar Erman Rahman.


Masih kata Erman Rahman, kita masih ingat akan bencana gempa 2009 yang dari peristiwa itu mengakibatkan 1.115 orang tewas dan 2.329 lainnya terluka, 279.000 bangunan mengalami kerusakan, serta berdampak pada 1.250.000 warga di kawasan,  ulasnya.

“Semoga dengan digelarnya Bimtek ini peserta dapat melakukan hitung cepat pengkajian pasca bencana dan nantinya bisa menjadi garda terdepan juga aktor peduli bencana dan kemanusiaan. Dengan harapan bisa mengaplikasikan ilmunya ditengah-tengah masyarakat," pungkasnya berpesan saat membuka Bimtek. 

Erman Rahman juga mengucapkan terima kasih atas kehadiran semua peserta walaupun ada yang gagal mengikuti bimtek karena hasil tes swab reaktif atau poaitif. Terkhusus kepada Anggota DPRD Sumbar dari Fraksi Gerindra bapak Mario Syah Johan dan Desrio Putra yang begitu peduli terhadap bencana

Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Sumbar, Suryadi Eviontri menerangkan, selain meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) di daerah, Bimtek Jitu Pasna ini juga untuk mendapatkan data yang akurat usai bencana. Salah satunya untuk meminimalisir kerawanan kepentingan pihak di balik bencana.


Hal ini sampaikannya pada bimbingan teknis Pengkajian Kebutuhan Pasca Bencana (Jitu Pasna) gelombang ke lima (V) hari kedua di Kyriad Bumiminang Hotel, Kota Padang, Sumatera Barat, Senin (21/9/2021).

"Data pascabencana ini sangat rawan beragam kepentingan. Makanya banyak pejabat yang diborgol pascabencana ini, karena menyelewengkan data dan jumlah bantuan," ungkap Suryadi, 

Dengan alasan itu data pascabencana harus cepat, tepat, dan akurat. Salah satu cara untuk mengetahuinya dengan Jitu Pasna. Semakin lama data disusun, maka bantuan juga semakin lama sampai kepada korban bencana.

Banyaknya aspek kerusakan yang tidak atau lambat terdata usai bencara juga merupakan salah satu bentuk kurangnya SDM terhadap jitu pasna.  

"Kita tidak menginginkan bencana terjadi, namun tetap siaga dan bersiap jika terjadi. Di samping itu, kita juga tidak mau ada bencana baru pascabencana," pungkasnya.

Anggota DPRD Sumbar, Komisi IV Mario Syah Johan, dari fraksi Gerindra memprioritaskan dana pokok-pokok pikirannya di distribusikan melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Propinsi Sumatera Barat dengan program Bimbingan teknis pasca bencana.

Hal itu disampaikan oleh Mario Syah Johan saat menghadiri pembukaan Bimbingan teknis hitungan cepat pengkajian kebutuhan pasca bencana atau Bimtek Jitu PasNa angkatan ke-VI tahun 2021, Selasa (21/9/2021) malam di Basko Hotel, Padang, Sumbar.

Ia mengatakan, kita butuh SDM yang berkualitas, tenaga yang tangguh dan kita harus mampu menciptakan peluang pasar yang mumpuni dan kita harus responsibility tentang proses alam, terang eks Ketua Koni Solok Selatan ini.

Lebih jauh disampaikan Mario, Bimtek Jitu Pasna dalam rangka penanggulangan kebencanaan, mengurangi resiko bencana serta peningkatan dan penangan Pasca bencana, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) pasca bencana.

Masih kata Mario, DPRD Propinsi Sumbar khususnya komisi IV terus dan selalu mendukung program-program yang telah dilaksanakan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumbar. Dikarenakan Sumbar sebagai etalase  bencana, seperti Gempa Bumi, Banjir Bandang, Tanah longsor, bahkan ancaman akan bahaya Tsunami.

Maka dari itu, BPBD Sumbar sebagai mitra dari komisi IV dan langsung penangan kebencanaan baik pra maupun pasca bencana. Maka, kami coba mengulirkan bantuan Bimtek melalui dana pokir agar tepat sasaran.

" Selain membina kecakapan dan kesiap siagaan bencana. Bimtek ini juga membantu pemulihan ekonomi masyarakat, sebut saja selama kegiatan bimtek berapa uang yang masuk ke hotel-hotel dan masyarakat kita Sumbar," pungkas Politisi Muda Gerindra ini.

Masih kata Desrio, disebabkan minimnya anggaran ditambah kurang seriusnya kepala daerah bupati/walikota dalam penganggarnya. Maka dari itu, kami fokus dan sangat serius melalui anggaran dana pokok-pokok pikiran.

" Semoga nantinya ilmu yang diserap oleh tenaga relawan Jitu PasNa tersebut bisa diaplikasikan ditengah-tengah masyarakat dan relawan bisa mengakomodir setiap bencana yang terjadi di lapangan dengan melibatkan diri secara langsung, tanpa di komandoi," pintanya.

Sebelum menutup sambutannya, Mario Berpesan, bencana akan terasa ringan jika dikelola bersama relawan serta masyarakat keseluruhan. Relawan merupakan garda terdepan dalam aksi kepedulian, sebagai perpanjangan tangan dengan pemberian edukasi, komunikasi dan penolong masyarakat baik pra maupun pasca bencana.

“Kehadiran kita disini karena terpanggil untuk misi dalam tugas-tugas peduli kemanusiaan,” pungkas Mario kepada peserta bimtek

 

Bimbingan Teknis (Bimtek) Hitung Cepat Pengkajian Kebutuhan Pasca Bencana (Jitu Pasna) Provinsi Sumatera Barat angkatan VI resmi dibuka oleh Kalaksa BPBD Erman Rahman pada Rabu (20/09/2021) pukul 20.00 WIB di Kyriad Hotel Bumiminang. Acara ini berlansung hingga Sabtu (23/09/2021) mendatang.

Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Sumbar Erman Rahman mengatakan, kegiatan ini merupakan program kerja BPBD Provinsi Sumbar 2021. Kegiatan ini diikuti oleh 115 peserta yang terdiri dari BPBD kabupaten/kota, sekretaris desa/kelurahan/nagari serta jurnalis.

"Badan BPBD tidak dapat berdiri sendiri, perlu membaur dan bahu membahu dengan jurnalis hingga pemerintah Nagari, Desa, dan Kelurahan" ungkap Erman Rahman.

Provinsi Sumbar adalah daerah rawan bencana. Oleh karena itu Bimtek diselenggarakan guna memberi pengetahuan dalam mengkaji kebutuhan dan menyusun rencana pascabencana secara cepat dan tepat.

"Tim berperan penting dalam memberi informasi data dampak bencana kepada masyarakat luas, agar tidak terjadi simpang siur terutama media massa sebagai sarana yang menyebarluaskan informasi" tambahnya.

Kegiatan pembukaan Bimtek Hitung Cepat Jitu Pasna berlansung sesuai Prokes. Sebelum registrasi para peserta sudah melakukan Rapid Test. Seluruh peserta juga diberikan perlengkapan sepatu, baju, rompi, topi, tas, masker, handsanitizer dan alat tulis bertuliskan BPBD. Pada pembukaan acara juga dilakukan pemasangan atribut secara simboli dan diakhiri dengan foto bersama seluruh peserta Bimtek. Endah

Lima kelompok relawan dinobatkan sebagai pemenang lomba infografis hitung cepat pengkajian kebutuhan pasca bencana (Jitu Pasna) dalam acara penutupan Bimbingan Teknis (Bimtek) Jitu Pasna Sumatera Barat (Sumbar) Angkatan IV / 2021 di Emersia Hotel & Resort, Batusangkar, Kamis (16/9/2021). 


Pemenang lomba infografis Jitu Pasna di angkatan IV/2021 ini didominasi kelompok relawan dari Kota Padang. Juara I diraih oleh kelompok relawan Kecamatan Pauh, Juara 2 Padang Utara, Juara 3 Padang Barat, Juara 4 Kecamatan Bungus dan Juara 5 dari Padang Selatan.

Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi (Kabid Rehab Rekon) BPBD Sumbar Suryadi Eviontri menyampaikan, apresiasinya kepada segenap relawan atas keseriusan mengikuti Bimtek Jitu Pasna Sumbar Angkatan IV / 2021 yang dilaksanakan selama 4 hari mulai 13 hingga 16 September di Batusangkar, Kabupaten Tanah Datar.

Suryadi mengakui, bencana akan terasa ringan jika dikelola bersama relawan serta masyarakat keseluruhan.
“Kehadiran kita disini karena terpangil untuk misi dalam tugas-tugas kemanusiaan,” ujar Suryadi.

Lanjutnya, untuk kemanusiaan seluruh elemen akan merasa terpanggil dalam kebencanaan, termasuk para jurnalis.

Ia juga mengingatkan, atribut bertanda BPBD Sumbar yang diberikan kepada masing-masing peserta agar tidak disalahgunakan.

Kegiatan bimtek sendiri diselenggarakan, urai Suryadi, bertujuan selain untuk menambah pengetahuan tentang bencana juga saling menjalin silahturahmi sesama relawan

Author Name

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.